Senin, 08 Juni 2015

MENIMBULKAN PROFESIONALISME PEKERJA TEKNOLOGI INFORMASI

Materi Kuliah Etika Profesi Materi Kelompok : III

MENIMBULKAN PROFESIONALISME PEKERJA TEKNOLOGI INFORMASI

I.                   PENDAHULUAN
                        Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong kita untuk senatiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Dalam hal ini kita juga harus memperhatikan kode etik dalam IT. Kode etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
                                 Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri. Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. 
        

                                 Dan Teknologi Informasi ( IT ) merupakan teknologi yagn selalu berkembang baik secara revolusioner ( seperti misalnya perkembangan dunia perangkat keras ) maupun yang lebih bersifat evolusioner ( seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak ).
                                Hal itu mengakibatkan bahwa Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi menjadi suatu pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya untuk mengikuti perkembangan Teknologi Informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah sampai pada level “ahli” di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada bidang yang sama di masa depan jika tidak mengikuti perkembangan yang ada.
           A.    PERLUNYA PENINGKATAN PROFESIONALITAS
                         Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus memiliki beberapa persyaratan profesionalisme, seperti :
         a. Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat       teknologi dan              masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
         b. Penguasaan kilat-kilat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya   merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
         c. Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di       bidang teknologi informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan berkesinambungan    sehingga para pemain di dalamnya harus       proaktif dan tidak boleh pasif dalam menyikapi        perkembangan tersebut.
                        Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan tenaga-tenaga professional yang dimiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan minat serta peserta didik kepada sains dan teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan tuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut memengaruhi perkembangan profesi yang professional.
                         Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme pekerja di bidang TI, antara lain:
         A.  Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total atau       hanya   sekedar    sambilan
B.  Belum adanya konsep yang jeas dan diterdefinisi tentang norma   dan
      etika profesi pekerja di bidang TI.
         C.  Masih belum ada (menerut pengamatan penulis ) organisasi            professional yang menangani para professional di bidang IT.
          
                        Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.
          

II.                MEMPERSIAPKAN SDM TI SEJAK DINI      
                        Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidang-bidang pekerjaan lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia dan tenagan kerja di bidang ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk mempersiapkan sumber daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai pengirim tenaga kerja terlatih.
                         Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka berbagai program pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:
         A. Program sekolah 2000
                        program sekolah 2000 merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia yang bertujuan untuk menjaring sekolah-sekolah di seluru Indonesia dengan internet. Dengan program tersebut maka diharapkan pelajar di Indonesia sudah membuka akses informasi dan pengetahuan yang tidak terbatas dengan dunia luar.

B. Program SMK Teknologi Informasi
                        Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenagan kerja yang siap pakai dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara professional di bagian-bagian seperti operator, technical support, help desk atau web designer.
C. Program Diploma Teknologi Informasi
                        Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga kerja yang siap digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi lebih berpengalaman seperti yang diharapkan pada level ini.
         D. Program pendidikan sarjana teknologi informasi
                        Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi dilengkapi dengan kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat. Program sarjana tidak hanya melakukakan seseorang dengan kualitas proframmer, tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan software enginer yang baru.
                         Selain tingkat pendidikan dormal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatan-kegiatan pendidikan non formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai pada sertifikasi. Tetapi, pendidikan dalam bentuk training umumnya cukup mahal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan paket-paket pelatihan yang terjangkau. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan dalam rangka membantu proses pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan biaya pendidikan maupun penambahan fasilitas yang lebih memadai.

III.             MENJADI PROFESIONAL TI DENGAN SERTIFIKASI
            Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau paling tidak, sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk professional di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan expertise atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi mampu menguasai secara mendalam sampai ke akar-akarnya penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi standar tertentu.

B. profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa, dan bisnis jasa bersifat kepercayaan.Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti keahlihan dari seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional.Sebenarnya dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi sangat membantu mereka yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja dan berinovasi .Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat angsung diketahui sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.

         Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain:

a. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional
b. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap sebuah profesi.
c. pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun internasional
d. Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional
e. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan
            Standardisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang ditunjuk pemerintah atau dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang sering disebut vendor certification.

            Selanjutnya dari sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah pada dua klasifikasi sertifikasi yaitu sertifikasi berorientasi produk dan dan sertifikasi yang berorientasi pada jenis pekerjaan.
a. Sertifikasi berorientasi produk


            Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di lingkungan yang relative terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dan lain-lain.
            Pelaksanaan sertifikasi hanya diselenggarakan oleh perwakilan perusahaan tersebut di Indonesia ataupun lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, dengan biaya yang cukup mahal bagi calon tenaga IT di Indonesia.
contoh sertifikasi yang berorientasi pada produk:
1.         Sertifikasi Microsoft
            Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini, memberlakukan sertifikasi dengan label Microsoft certified professional (MCP) Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain, adalah: MCDST, MCSA, MCSE, MCDBA, MCT, MCAD, MCSD, Office Specialist.
2. Sertifikasi Oracle

         Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database termuka di dunia, menawarkan tiga jenis sertifikasi sebagai berikut:
         OCA (Oracle Certified Associate)
         OCP (Oracle Certified Professional)
         OCM (Oracle Certified Master)

         Tiga level sertifikasi di atas menunjukan tingkat keahlihan yang dimiliki oleh pemegang sertifikasi. Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus mampu dan menguasai konsep serta aplikasi database dengan oracle, seperti misalnya:
a. Konsep-konsep dasar, Initialization parameter, data dictionary views, sintaks SQL dan pemodelan relasi antartabel.
b. produk-produk Oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke database service
c. Creating Oracle database. Oracle data types, mengelola table, mengelola index, mengelola cluster, index-organized tables.
d. mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profile.
e. Aspek teoritis basisdata
f. memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit cursors, dan exeption handling
g. Struktur Oracle untuk recovery
h. Isu-isu tambahan seperti Tunning Overview, oracle aert, trace files, dan events.
i. isu-isu jaringan dengan oracle
b. Sertifikasi berorientasi Profesi

            Selain sertifikasi internasional yang berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi yang tidak berorientasi pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras tertentu, di mana seorang profesi  IT diuji kompetensinya sebagai seorang ahli di bidang IT dan diakui banyak Negara.
            Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi pada pekerjaan ini antara lain adalah:

1. Institute for Certification  of Computing Professionals
            Institute for Certification of Computing Professionals (ICCCP) adalah sebuah Badan Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi di Amerika Serikat yang melakukan pengujian terhadap 19 bidang minat tersebut antara lain adalah  Bussines Information Systems, Communications, Data Resources Management, Office Information Systems, Software Engineering, System development, System Security Subject, Oriented Analysis and Design, Internet, dan lain-lain.
        
         Sertifikasi yang didapat daari pengujian 19 bidang minat tersebut akan menghasilkan sertifikasi sseperti misalnya:
         1. CDP (Certified data Processor)
         2. CCP (Certified Computer Programmer)
         3. CSP (Certified Systems Professioanl)

2. Institute for Certification of Computing Professionals
         CompTIA adalah Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika beranggotakan antara lain: Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan Cisco.
            Asosiasi tersebut menentukan kurikulum training dan ujian sertifikat internasional berorientasi pekerjaan di berbagai bidang. Perkerjaan-pekerjaan yang disertifikasi pada lembaga ini cukup bervariasi, misalnya Network Support, Computer Technical dan lain-lain.
         1. A+ (Entry-Level Computer Service)
         2. Network + (Network Support and administration)
         3. Security + (Computer and Information Security)
         4. HTI+ (Home Technology Installation)
         5. IT Project+ (IT Project Management)

IV.             Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi
              a. Biaya yang Mahal
             Sekali mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikasi yang bertaraf internasional, dibutuhkan              biaya ± 150 USD.
             b. Kemampuan yang Kurang Memadai Terhadap Penguasaan materi Sertifikasi 
                Di samping  biaya, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dan kemampuan di atas rata-rata     di bidang teknologi informasi untuk bisa dinyatakan layak menyandang sertifikat              internasional tersebut.
V.                KESIMPULAN

            Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara peningkatan profesionalitas TI, SDM TI, profesional TI dengan sertifikasi saling berhubungan satu sama lain, karena profesi merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dijalankan sesuai dengan etika dan garis-garis besar profesionalisme, dalam hal ini adalah profesionalisme dalam menjalankan suatu profesi di bidang teknologi informasi. Mustahil perkembangan TI saat ini terjadi jika tidak ada profesionalisme para pelaku di bidang TI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar